This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 13 Januari 2014

SEJARAH PETER SAYS DENIM




Biografi Peter Firmansyah - Pemilik Brand Petersaysdenim. Jika anda termasuk salah satu pecinta produk jeans atau Denim anda pasti mengenal salah satu produk bernama PeterSaysDenim, dan anda pasti mengira salah satu brand terkenal ini berasal dari luar negeri, dugaan anda salah, produk ini merupakan asli buatan Indonesia yang diciptakan oleh Peter Firmansyahseorang anak muda yang berasal dari Indonesia yang menciptakan dan memproduksi jeans, baju, serta perlengkapan fashion lainnya yang telah dikenal diluar negeri dan bersanding dengan merk-merk lainnya seperti Ripcurl, Volcom, Machbeth, dll. Produk PSD (Peter says denim) buatan Peter Firmansyah juga banyak digunakan oleh band-band dari dalam dan luar negeri karena kualitasnya. Kesuksesan yang diraih oleh Peter Firmansyah tidak serta merta dicapai dalam waktu yang cepat melainkan membutuhkan waktu yang lama, Peter Firmansyah merupakan Anak muda kelahiran Kota Sumedang, pada tanggal 4 Februari 1984. Peter Firmansyah terlahir dari keluarga yang sederhana. Peter kecil akrab dengan kemiskinan. Sewaktu masih kanak-kanak, perusahaan tempat ayahnya bekerja bangkrut sehingga ayahnya harus bekerja serabutan.

Peter Firmansyah pun mengalami masa suram. Orangtuanya harus berutang untuk membeli makanan. Pernah mereka tak mampu membeli beras sehingga keluarga Peter hanya bergantung pada belas kasihan kerabatnya. ”Waktu itu kondisi ekonomi keluarga sangat sulit. Saya masih duduk di bangku SMP Al Ma’soem, Kabupaten Bandung,” kata Peter. Sewaktu masih SMA, Peter terbiasa pergi ke kawasan perdagangan pakaian di Cibadak, yang oleh warga Bandung di pelesetkan sebagai Cimol alias Cibadak Mall, Bandung. Di kawasan itu Peter Firmansyah berupaya mendapatkan produk bermerek, tetapi murah. Cimol saat ini sudah tidak ada lagi. Dulu terkenal sebagai tempat menjajakan busana yang dijual dalam tumpukan. Sewaktu masih sekolah di SMA Negeri 1 Cicalengka, Kabupaten Bandung, Peter juga sempat belajar menyablon. Ia berprinsip, siapa pun yang tahu cara membuat pakaian bisa dijadikan guru. Selain itu, Peter juga banyak bertanya cara mengirim produk ke luar negeri. Proses ekspor dipelajari sendiri dengan bertanya ke agen-agen pengiriman paket. Selepas SMA, ia melanjutkan pendidikan ke Universitas Widyatama, Bandung. Namun, biaya masuk perguruan tinggi dirasakan sangat berat, hingga Rp 5 juta.

Uang itu pemberian kakeknya sebelum wafat. Tetapi, tak sampai sebulan Peter Firmansyah memutuskan keluar karena kekurangan biaya. Ia berselisih dengan orangtuanya perselisihan yang sempat disesali Peter karena sudah menghabiskan biaya besar. Setelah menamatkan Sekolah Menengah Atas, Peter Firmasnyah kemudian mulai berkerja di pabrik yang membuat produk Rusty, Volcom dan globe. Dari situlah Peter Firmansyah mulai belajar tentang pemilihan produk, pembuatan, hingga pemasaran produk. Pada tahun 2005, Peter Firmansyah kemudian nekat membuat produk jeans dengan nama Defense berbekal pengalaman yang ia dapat dari pabrik pembuatan produk produk terkenal namun singkat cerita produk buatannya gagal dipasaran.

Peter Firmansyah juga seorang pemain band, dan dari band-nya "Peter says sorry" itulah kemudian Peter punya banyak kenalan musisi dan tahu bagaimana kebutuhan musisi terutama band-band rock untuk tampil di sebuah stage. Dan memang pengalaman adalah guru yang terbaik. Pekerjaan yang dimulai dari bawah akan lebih banyak memberi ilmu, dan membuat kita bergerak terus ke atas daripada mereka yang kemudian sudah start dari atas. Yang ada justru kebanyakan mereka collapse dan jatuh ke bawah. Alasannya jelas, mereka tidak tahu apa yang dibutuhkan di bawah, karena sebenarnya pusat dari sebuah produksi adalah bagaimana kinerja mereka yang di bawah. Pada tahun 2007, Peter juga mengerjakan pesanan jins senilai Rp 30 juta, tetapi pemesan menolak membayar dengan alasan jins itu tak sesuai keinginannya.

Pengalaman pahit juga pernah dialami Peter. Pada tahun 2008, misalnya, ia pernah ditipu temannya sendiri yang menyanggupi mengerjakan pesanan senilai Rp 14 juta. Pesanannya tak dikerjakan, sementara uang muka Rp 7 juta dibawa
kabur. Bermodal tabungannya sebanyak Rp 5 juta, ia mulai memproduksi celana jins sendiri. Pertama-tama, Peter membuat lima potong jins. Ternyata, produk perdananya ini laris. Pesanan berdatangan dan ia menambah produksi hingga 20 potong lebih. Selama enam bulan pertama, ia benar-benar membanting tulang. Mulai belanja bahan, mengukur, mengawasi tukang jahit, hingga mengantarkan pesanan jins ke konsumen ia kerjakan sendiri.

Akan tetapi, jins yang diberi merek Peter Says Denim (PSD) itu tak selamanya laku. Sebab, sejak awal, ia membanderol jins dengan harga tinggi. Karena itu, ia kerap menerima cemoohan dan penolakan konsumen. Peter Firmansyah lantas memasang strategi dengan fokus mempromosikan jins buatannya ke anak-anak band. Ia melakukan pendekatan khusus supaya anak band yang jam terbang sudah banyak mau memakai jinsnya sebagai promosi. Tak hanya band lokal, Peter juga mendekati band-band luar negeri. Peter lalu membuat website khusus untuk menjajakan produk Peter Says Denim. Untuk memperkuat bisnis online ini, ia menggelontorkan lagi duit Rp 5 juta. Ternyata pilihan itu tepat. Lewat situs online-nya, Peter Say Denim dikenal di Amerika, Kanada, Australia, Singapura, dan Malaysia. Hasilnya, kini saban bulan, Peter memproduksi 500 hingga 1.000 potong jins.

Peter Firmansyah, Petersaysdenim

Meski bisnis distro di Bandung menjamur hingga 400 gerai lebih, jins Peter Says Denim tetap unggul lantaran berani tampil beda. Peter Firmansyah mengaku, jins buatannya sebenarnya tak beda jauh dengan jins lokal lain. Tapi, dia berhasil mengubah citra produk lokal yang tak bisa bersaing dengan kualitas nomor satu layaknya jins branded. Tak butuh waktu relatif lama, usahanya dalam berbisnis jeans mampu dicapai Peter hanya dalam waktu 1,5 tahun sejak ia membuka usahanya pada November 2008. Kini, jins, kaus, dan topi yang menggunakan merek Petersaysdenim, bahkan dikenakan para personel kelompok musik di luar negeri. Sejumlah kelompok musik itu seperti Of Mice Man, We Shot The Moon, dan Before Their Eyes, dari Amerika Serikat, I am Committing A Sin, dan Silverstein dari Kanada, serta Not Called Jinx dari Jerman sudah mengenal produksi Peter. Para personel kelompok musik itu bertubi-tubi menyampaikan pujiannya dalam situs Petersaysdenim. Pada situs-situs internet kelompok musik itu, label Petersaysdenim juga tercantum sebagai sponsor. Petersaysdenim pun bersanding dengan merek-merek kelas dunia yang menjadi sponsor, seperti Gibson, Fender, Peavey, dan Macbeth.

Peter Firmansyah, Petersaysdenim

Saat ini Peterb Firmansyah telah berhasil mewujudkan mimpi-mimpinya tersebut. Dia telah menjadi seorang pengusaha muda dengan omset ratusan juta perbulan dan tengah merencanakan untuk membuka sebuah kantor perwakilan PSD lagi di Amerika Serikat. Selain itu, Peter telah mengembangkan usahanya ke bidang lain seperti studio tato dan label rekaman. Dia juga mengungkapkan bahwa hingga saat ini dia masih memiliki mimpi-mimpi yang ingin untuk dia raih.

CARA MEMBEDAKAN MACBETH ASLI OR K.W




Ada yang lagi pengen beli sepatu? Barangkali  juga jika ada diantara kalian yang cuma kepengen nyoba datang ketoko sepatu dan mempraktekin doank n gak beli wkwkwkw. Kalau diantara kamu ada yang berniat membeli sepatu ber merk "Macbeth" ini tips untuk melihat apakah barang yang nanti akan kalian hadapi itu asli atau KW. Check this :




ada lirik lagu















ada harga asli









solnya tebel dan empuk





















kalau kotak yang asli ada data sepatu, sedangkan yang palsu tidak...












bagian karet depan biasanya bagus dan kesannya rapi






                                                                          




ada tulisan macbeth

MACBETH FOOTWEAR COMPANY

MACBETH STORY

Sejarah Macbeth Footwear Company & Contoh Product




Founder dari Macbeth Clothing Company adalah Tom dan Mark, dan salah satunya dari band-band seperti Taking Back Sunday dan Alkaline Trio. Kalau Atticus lebih mengkhususkan pada produk pakaian sedangkan Macbeth lebih mengkhususkan pada produk sepatu. Inspirasinya bermula ketika Tom tidak puas dengan sepatu-sepatu pada masa itu karena kurang enak dipakai buat musisi karena mungkin pada masanya banyak sepatu yang lebih konsen ke olahraga/ atlit daripada musisi. Dengan ide awal menggabungkan konsep sepatu dan musik, Tom dibantu oloh Jon Humphrey, suatu penyelenggara konser dan dan wakil presiden produk sepatu Adio mengembangkan Macbeth ini.
Pada awalnya Macbeth hanya memperkerjakan 30 orang dan kebanyakan adalah sanak famili atau teman dekat. Dan kebanyakan adalah orang yang berkecimpung dan through di bidang musik.Atticus dan Macbeth dikembangkan secara independen. Nampaknya tidak juah berbeda dengan cara yang dikembangkan oleh beberapa clothing lokal kita. Independensinya adalah mereka memproduk dan memasarkan sendiri produk buatan mereka. Pada awalnya pun produk mereka ini hanya disebarkan di seputar pantai di San Diego, California, selain memasarkan lewat cara net market melalui situs loserkids.com dan myspace dengan tagline, “Our online store is better than your online store.
Macbeth meraih pasar anak muda salah satunya dengan mengendorse band-band rock kekinian dengan genre punk/ pop punk/ emo/ hardcore/ post-hardcore seperti Alkaline Trio, Angels and Airwaves, Alexis On Fire, Mae, Bane dll. Selain mengendorse band, Atticus juga tampaknya tertarik dengan segala hal kultur anak muda. Brian Ewing yang merupakan seorang designer dan illustrator pun diendorse oleh Atticus.
Salah satu contoh sinergi dengan musik, mungkin kalau Kamu membeli sepatu Macbeth maka di dalam lapisan solnya terdapat salah satu lirik yang diambil dari band-band yang diendorse Macbeth
mungkin kalau Kamu membeli sepatu Macbeth maka di dalam lapisan solnya terdapat salah satu lirik yang diambil dari band-band yang diendorse Macbeth. Selain musik, ada juga misi sosial dalam karakter design sepatunya. Ingat sepatu Macbeth Vegan yang terbuat dari bahan-bahan 100% non hewani/ animal products. Di mana Macbeth memiliki misi untuk menghapuskan kekerasan pada binatang. Dan bahan-bahanya adalah hasil impor dari PETA (People For The Ethical Treatment Of Animals), sebuah organisasi anti kekerasan pada binatang.
Macbeth berawal memasarkan produk lewat internet saja. Mereka tak memiliki tempat untuk mengedarkan produknya dengan hanya diawali beredar di seputaran pantai di San Diego, California. Namun kini Macbeth telah meraih pangsa pasar anak muda yang sebegitu besarnya.Dan produk macbeth di Indonesia yg dijual secara online ada di :
http://www.loserkids.co.id/    

disitu tidak hanya produk macbeth yg dijual,ada juga OBEY,FAMOUS,BAND MERCH,VESTAL, SKULL CANDY, dll.
Nah,segini dulu penjelasan tentang macbeth,see you in next posting

10 daftar pengusaha muda sukses meskipun jomblo



Menjadi sukses dan berkarya tidak harus punya status yang macam-macam. Banyak anak muda di dunia, bahkan Indonesia, yang sukses menjadi pengusaha meskipun harus berjuang sendiri. Kenyataannya, suatu hari nanti tantangan terberat dihadapkan pada Anda dan mau tidak mau Anda harus melewatinya, sendiri, karena Anda telah terjun ke dalam dunia bisnis yang sebenarnya.
Berikut saya merangkum 10 remaja yang sukses menjadi entrepreneur meskipun status mereka masih jomblo (menurut sepengetahuan saya). Dari pengamatan saya melalui akun Facebook pribadi mereka, tidak kelihatan mereka sedang punya pasangan. Meski begitu, mereka telah memulai usaha mereka tanpa ragu dan bahkan telah mencapai omzet puluhan hingga miliaran rupiah.
Dari dalam negeri, saya merangkum 5 orang berikut ini:

1. Hamzah Izzulhaq (19 tahun)

pengusaha
Pemuda kelahiran Jakarta, 26 April 1993 memang sudah memiliki bakat bisnis sejak masih kecil mulai dari menjual kelereng, gambaran, petasan hingga menjual koran, menjadi tukang parkir serta ojek payung pernah dilakukannya.
Hamzah kini menggeluti usaha franchise program bimbingan pelajar “Bintang Solusi Mandiri” dan telah memegang 3 lisensi cabang dengan jumlah peserta rata-rata 200 orang tiap semesternya. Total omzet yang diperolehnya sebesar 360 juta rupiah persemester dengan keuntungan bersih sekitar 180 juta rupiah per semester.
Setelah mengelola bisnis franchise bimbelnya, Hamzah lalu melirik bisnis kerajinan SofaBed di area Tangerang.
Sejak bulan Agustus 2011, bisnis Hamzah telah resmi berbadan hukum dengan nama CV Hamasa Indonesia. Lulusan SMA tahun 2011 ini duduk sebagai direktur utama di perusahaan miliknya yang omzetnya secara keseluruhan mencapai 100 juta rupiah per bulan.

2. Yasa Singgih (17 tahun)

sukses
Yasa Paramita Singgih lahir di Bekasi 23 April 1995. Yasa menjalankan usahanya yang berbasis fashion pria ditoko online-nya. Dengan berjualan kaos, omzetnya kini mencapai 30 juta per bulannya.
Selain itu, sekarang Yasa juga sering diminta untuk mengisi training, seminar, workshop bisnis dan acara-acara lainnya. Dalam membawakan training, Yasa terkenal dengan gayanya yang santai, humoris dan kalimat-kalimatnya sangat menusuk ke para pendengar.

Never too young to become a billionaire. – Yasa Singgih

3. Farah ‘Farce’ (17 tahun)

muda
Farah adalah seorang remaja yang baru berusia 17 tahun. Farah adalah salah satu gadis yang beruntung mendapatkan mentoring langsung dari Mas J. Usaha yang dirintisnya sejak SMP ini makin melejit setelah berguru dengan Juragan Besar Yukbisnis tersebut.
Farah adalah owner dari Farceee Online Shop yaitu toko online yang menjual barang-barang bermerek dari luar negeri. Bahkan kini Farah juga mulai memproduksi produknya sendiri.
Berkat kerja kerasnya sedari muda, Farah berhasil menembus omzet puluhan juta dan diliput oleh banyak media. Farah kini juga sering diminta untuk mengisi seminar di berbagai tempat.

4. Elang Gumilang (28 tahun)

entrepreneur
Elang Gumilang yang lahir tanggal 6 April 1985 adalah lulusan Institut Pertanian Bogor yang sekarang menjabat sebagai direktur utama sebuah perusahaan developer perumahan. Perusahaan tersebut menghasilkan prestasi yang mencengangkan dengan berhasil membangun lebih dari seribu rumah di Kabupaten Bogor.
Dengan modal awal sekitar 300 juta rupiah, kininilai proyek Elang Group mencapai 17 milyar. Elang juga telah memenangkan beberapa penghargaan, di antaranya adalah Wirausaha Muda Mandiri Terbaik pada tahun 2007 hingga Indonesia Top Young Entrepreneur pada tahun 2008 dari Warta Ekonomi.

5. Hafiza Elfira (22 tahun)

foundation
Anda mungkin pernah mendengar tentang Nalacity Foundation?
Hafiza adalah seorang mahasiswi Universitas Indonesia dan menjadi salah satu yang menggawangi bakti sosial berbasis entrepreneurship ini. Gadis lahir di Jakarta, 22 September 1990 membudidayakan ibu-ibu penderita kusta di Sitanala dengan menjahit manik-manik di jilbab yang akan dijual untuk dana kesejahteraan mereka.
Nalacity Foundation ini telah diliput oleh banyak media, termasuk Kick Andy Show, dan mengikuti berbagai pameran termasuk Pesta Wirausaha 2013 yang digelar di Jakarta International Expo tempo hari.
Nah, setelah mendengar karya anak-anak negeri, Anda pasti akan dibuat kagum oleh pengusaha muda dari belahan dunia lain yang tetap dapat mencapai kesuksesan meski masih jomblo. Berikut ulasannya.

1. Zachary Marks (11 tahun)

social media
Apa yang terjadi bila anak usia 11 tahun tidak diperbolehkan mengakses Facebook oleh orang tuanya? Zachary Marks yang berasal dari Florida, kini membangun social media sendiri yang dia beri nama Grom Social setelah dilarang ayahnya mengakses Facebook karena usianya yang terlalu muda.
Saat ini, Grom Social sudah memiliki 7000-an anggota. Angka tersebut sangat kecil memang, dibandingkan Facebook yang telah memiliki 1 milyar pengguna. Namun, sebagai website besutan bocah berusia 11 tahun yang baru diresmikan Maret 2012 lalu, saya pikir angka tersebut cukup bagus.

2. Philip Hartman (15 tahun)

young
Meski usianya baru 15 tahun, Philip sudah dijuluki “Young Investor of the Year”. Philip lulus sekolah di SMA home-schooling pada usia 15 tahun. Ia memenangkan Inventor of the Year termuda pada tahun 2008 yaitu menciptakan sistem baru untuk fusing optical fibers. Penemuan terbarunya yaitu memancarkan uap ke kaca depan mobil dan mampu mencairkan salju pada kaca depan mobil dalam waktu sekitar 15 detik.

3. Stanley Tang (17 tahun)

apple
Stanley menerbitkan ‘eMillions’ pada bulan Desember 2008 dan meroket langsung menjadi Best-Seller di daftar Amazon. Diusianya yang 14 tahun, Stanley menjadi penulis buku termuda di dunia dengan penjualan terlaris. Dia hanya lulus SMA dan saat ini sedang mengikuti kuliah di Stanford University.

4. Alex Maroko (21 tahun)

basket
Alex pergi dari klien pelatihan secara pribadi untuk melakukan segala sesuatu secara online pada tahun 2009. Produk pertamanya, sebuah video yang mengajarkan bagaimana untuk menggiring bola basket yang lebih baik, memperoleh $ 20.000 dalam minggu pertama peluncurannya. Dalam kurun waktu enam bulan sejak saat itu, Alex telah mengembangkan banyak website, produk dan program pembinaan online.

5. Adam Horwitz, (16 tahun)

teenagers
Adam telah belajar dari kesalahannya dan sekarang mengajar orang bagaimana untuk membuat uang secaraonline. Kursusnya, ‘Tycoon Cash Flow‘ and ‘Cell Phone Treasure‘, masing-masing telah memperoleh penghasilan lebih dari $100.000. Bisnis terbarunya, ‘Mobile Monopoly‘, mengantongi $ 1,5 juta dalam tiga hari dan mendirikan berbagai data afiliasi pemasaran.
Menjadi pengusaha sukses selagi masih muda tentu menjadi impian banyak orang, termasuk Anda. Fokuslah pada cita-cita dan mimpi Anda ketimbang memikirkan hal lain yang belum tentu mendorong Anda untuk meraih impiah tersebut.
Jangan mengeluh dan berputus asa hanya karena Anda seorang jomblo. Di saat sukses nanti, Anda pasti punya daya tarik tersendiri dan jodoh akan datang pada Anda ketika suda waktunya. Semangat! :D

Top Ittipat (Biografi sang pembuat rumput laut Tao Kae Noi)

 


Milyuner Muda Asal Thailand Seperti kata orang bahwa kesuksesan hanya akan berpihak pada mereka yang mempunyai tekad kuat untuk pantang menyerah dalam menghadapi kegagalan serta mempunyai kemauan untuk terus berusaha menghadapi kerasnya cobaaan hidup, begitu pula yang dialami oleh Top Ittipat, Seorang Milyuner Muda asal Thailand yang masih berumur 26 tahun sama seperti Mark Zuckerberg Sang Pendiri Facebook yang mempunyai semangat pantang menyerah dalam menghadapi kegagalan hingga akhirnya sukses dalam mengembangkan usahanya yaitu Tao Kae Noi atau Cemilan Rumput Laut Goreng. Bernama lengkap Top Aitthipat Kulapongvanich atau Top Ittipat, ia dilahirkan pada tahun 1984 di Thailand, ia terlahir dari keluarga yang berkecukupan dan biasa saja dan tidak terlalu memikirkan masa depan, tidak ada yang begitu spesial dalam dirinya sampai Tuhan benar-benar mengujinya.



Biografi Top Ittipat 
Seperti kebanyakan pemuda seumurannya, Top mengalami kecanduan game online saat dia berumur 16 tahun pada tahun 2004 disaat masih bersekolah di SMA dan membuatnya menelantarkan sekolahnya. Bukan satu hal yang baik tentu saja tapi perkenalan dunia bisnis justru dimulai dari sini. menghasilkan banyak uang dari game tersebut dari penjualan senjata-senjata digame tersebut. Uang yang didapatkan begitu banyak hingga bisa beli mobil dan hal-hal yang di inginkan seperti Play Station 2, Dengan bisnisnya ini dia bahkan meraih penghasilan mencapai 1 juta Baht dan dapat membeli sebuah mobil seharga 600 Baht (sekitar 200 juta rupiah). Kehidupan Top bisa dibilang boros. Para pembelinya adalah sesama pecinta game online dan ada juga yang berasal dari luar negaranya. Namun karena ini bisnis ilegal maka sudah pasti tak akan dapat bertahan lama. Rekening game onlinenya di blok karena diketahui melakukan transaksi jual beli. Disisi lain orang tua Top sedang mengalami masalah finansial dan terlilit hutang sangat banyak namun masih berusaha untuk membiayai biaya Top kuliah tetapi Top menolak. Akhirnya dia bisa kuliah tapi dengan mencuri jimat milik ayahnya dan digadaikan. Disaat yang bersamaan bisnis orang tuanya mengalami kebangkrutan dan disaat yang bersamaan pula karena kemalasannya di sekolah selama ini Top tidak berhasil masuk kuliah perguruan tinggi negeri dan harus masuk Universitas Swasta. Dengan sisa uang yang dimilikinya Top beralih usaha ke bisnis DVD Player tapi Top ditipu mentah-mentah sebab semua DVD Playernya ternyata barang palsu dan uangnya tidak dapat kembali. Top juga berusaha mencari pinjaman uang ke bank untuk memulai usaha baru. Namun, pihak bank tak begitu saja menyetujuinya. Di titik inilah Top mulai menyadari kesalahannya karena telah melalaikan sekolah dan pelajaran. Di titik yang sama ini jugalah, Top mulai bersentuhan dengan kerasnya dunia bisnis. Hutang yang melilit usaha orang tuanya yang mencapai 40 juta Baht semakin memperburuk keadaan. Terlebih lagi rumah mereka disita pihak Bank. Ditengah himpitan ini Top tetap berkeras hati.

Sesuatu itu akan datang kepadamu namun sesuatu yang lain akan menjauh darimu” (Top Ittipat Mother). Suatu ketika Top berjalan-jalan kesebuah pameran dan melihat ada sebuah alat untuk menggoreng kacang kemudian terpikir untuk berjualan kacang. Top lalu menyewa alat tersebut dengan harga 10.000 bath perbulan, disini keberanian Top terlihat. Kemudian dia membuka toko kacang di Mall bersama pamannya, disini perjuangan Top dimulai untuk dapat membuat kacang yang enak dia bertanya kepada tukang kacang dijalanan bagaimana caranya membuat kacang yang enak. Namun walaupun dia berhasil membuat kacang yang enak, dagangan tetap tidak laku sehingga membuat Top sedikit frustasi dan mencoba beberapa cara agar laku. Suatu ketika Top berjalan kesebuah pasar tradisional dan mendapatkan beberapa inspirasi seperti memberikan diskon dan lokasi sangat menentukan bisnis. Sebab lokasi menjadi salah satu faktor menentukan dalam keberhasilan penjualan suatu produk. Kemudian Top bersikeras meminta pindah tempat ke bagian depan Mall dan terlihat bahwa kacang goreng semakin laku keras kemudian ia membuka beberapa cabang, Namun berwiraswata memanglah tidak mudah. Saat Top mulai melakukan ekspansi bisnis chesnutnya secara besar-besaran, timbul suatu masalah lain dimana mesin pembuat kacang goreng yang Top pergunakan menimbulkan asap dan mengotori atap Mall sehingga harus tutup dan pihak Mall juga membatalkan kontrak kedainya. Dititik ini Top hampir putus asa. Orang tuanya pun memutuskan untuk pergi ke China. Top tetap berkeras untuk  betahan di Thailand dan melanjutkan usahanya. Dari bisnis jual kacang, Top beralih haluan untuk berbisnis rumput laut goreng. Makanan cemilan yang kekasihnya berikan.  Setelah itu dia mendapatkan inspirasi untuk membuat rumput laut goreng dan ia membeli beberapa rumput laut namun basi dalam waktu 1 minggu, ini membuatnya bertanya-tanya dan mendatangi professor dibidang pangan untuk menyelesaikan masalah ini. Profesor tersebut berhasil membantu Top membuat makanan agar tidak mudah basi dengan membuat vakum kemasan dan mengganti dengan nitrogen. Kemudian tantangan berikutnya adalah Top tidak bisa membuat rumput laut yang enak karena setelah digoreng rasanya pahit. Dia dan pamannya menghabisakan lebih dari 100.000 bath (28 juta) untuk uji coba rumput laut tapi gagal, sampai semua rumput lautnya habis. Dalam tekanan yang begitu hebat Top berusaha mencari tahu tentang berbagai strategi-strategi penjualan. Ia bahkan rela belajar langsung dari pasar dengan bertanya-tanya ke para pedagang. Inspirasi datang ketika ia berbelanja di salah satu mini market, 7-Eleven. Ia menerapkan metode yang pernah di ajarkan ketika di tempat kursus yang di pilih ayahnya. Sebelumnya ayahnya terpaksa memasukan Top mengikuti kursus bisnis karena tidak sanggup masuk di perguruan tinggi karena alasan biaya. Yaitu metode ekspansi penjualan ke berbagai negara. Lagi-lagi tidak semudah membalik telapak tangan. 7-Eleven ternyata memiliki standard yang tinggi yang harus dipenuhi supaya produk Top bisa masuk pasaran. Berbagai upaya Top lakukan tapi semua mengalami kebuntuan.

Apapun yang terjadi jangan pernah menyerah, kalau menyerah habislah sudah” (Top Ittipat) Top hampir-hampir saja putus asa dan memutuskan untuk berangkat ke China tapi sebelum itu terjadi Top melakukan usaha terakhirnya demi memenuhi syarat dari pihak 7-Eleven dan upaya penghabisannya kali ini tidak sia-sia. Kesulitan yang ada mulai dari inovasi untuk kemasan produknya sampai Top juga diharuskan memiliki pabrik untuk memproduksi dalam jumlah besar. Dengan susah payah semuanya dapat terpenuhi. Untunglah juga ada kantor kecil milik keluarganya yang masih tersisa, yang akhirnya Top ubah menjadi sebuah pabrik kecil. Dengan begini Top berhasil memenuhi syarat ketentuan serta quota yang ditetapkan. 2 tahun kemudian Top berhasil membayar hutang keluarganya dan berhasil mengambil kembali rumah keluarganya. Saat ini Top berusia 26 tahun, memiliki 2500 karyawan dan mengirim ke 6000 cabang 7-Eleven seluruh dunia dan mengekspor camilan rumput lautnya ke 27 negara termasuk Indonesia. Top telah memiliki lahan perkebunan rumput laut di Korea Selatan dan pendapatannya mencapai 1.5 Milliar Bath (450 Milliar Rupiah) per tahun. Top Ittipat ini telah berhasil mencatatkan dirinya sebagai a young billionaire from Thailand. Top ittipat membayar kesuksesannya dengan berkorban jiwa, raga, waktu, kesenangan jadi gamer, termasuk berkorban cinta terhadap kekasihnya.
Bahkan kisah suksesnya juga diangkat kedalam film layar lebar berjudul Top Secret : The Billionaire yang mengisahkan bagaimana Top Ittipat berjuang jatuh bangun membangun usahanya.